Terkuak Gaji Para Pemain Liga Super Malaysia Jauh Melebihi Bayaran Persib, Apalagi Persija

8:32 AM
Tentu suatu hal yang menyesakkan saat mengetahui fakta jika level kompetisi di negara Jiran Malaysia jauh lebih baik dibandingkan liga di Indonesia. Secara struktur dan sistem pengelolaan, mau tak mau kita mesti mengakui keunggulan negeri serumpun itu. Akan tetapi, yang paling menyedot perhatian publik saat ini, tak lain dari nominal gaji yang dijanjikan klub-klub Malaysia.

Merilis laman footballtribe.com (07/02/2018), baru-baru ini salah satu tim Liga Super Malaysia, Kedah FA tanpa sengaja membocorkan daftar gaji para pemainnya ke media massa setempat. Dan sangat mengejutkan, nilai gaji yang mereka berikan jauh melampaui angka-angka yang dikucurkan para kontestan Liga 1.


Dari daftar tersebut diketahui pemain Kedah FA dengan bayaran tertinggi jatuh kepada dua punggawa asing, Lindon Krasniqi dan Sandro da Silva Mendonica. Gelandang serang berpaspor Albania dan Brazil mendapat gaji sebesar 128.670 RM per bulan, yang senilai dengan 450 juta rupiah!


Marquee player Persib Bandung saja 'hanya' diberi upah 83 juta rupiah per bulan. Dan perlu diketahui. Kedah FA bukanlah klub besar di Malaysia, layaknya Johor Darul Takzim. Namun, mereka sanggup membayar gaji pemain sebesar itu!

Baddrol Bachtiar menjadi pemain lokal dengan bayaran tertinggi di Kedah. Gelandang 30 tahun mendapat upah sebesar 77.109 RM, setara dengan 266 juta rupiah! Wow, sungguh nominal yang sangat menggiurkan.

Bagi publik Malaysia, angka-angka di atas bukanlah suatu hal yang menggemparkan. Bahkan, Kedah FA termasuk tim yang terhitung irit dalam urusan gaji pemain. Klub-klub besar lainnya malah lebih jor-joran untuk masalah penggajian punggawanya.

Di tahun 2015 silam, Pahang FA contohnya, mengeluarkan uang sekitar 250 ribu RM, setara 865 juta rupiah untuk membayar legiun asing, Patito Rodriguez per bulannya.


Hasil dari finansial mapan dan kompetisi yang terstruktur membuat klub-klub Liga Super Malaysia dapat berbicara banyak di tingkat Asia. Tengok ketika Johor Darul Takzim menjuarai AFC Cup 2015.

Pertanyaannya kemudian, sampai kapan persepakbolaan Indonesia hanya jalan di tempat, dan sekedar menonton kemajuan sepakbola negeri-negeri tetangga?

sumber

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments